![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA1SLzVEFhhwwz2jCV7hEbF-A3X_JaADeFSvMMc0x-WcsyKsEQpiYZdLq8zuJUNAMujuJOjeQAM9VtfItTrocF73c7FY_QjkIwZHP6oIIvLU_ip2gxBJXklrIzCcd9_1N6u3Z1TOBmRsM/s640/pal.jpg)
Mensos Khofifah Indar Parawansa bersama Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Hasyim Muzadi mendeklarasikan Laskar Antinarkoba di Kantor Pemprov Sumsel. (Abdul Rochim/KORAN SINDO)
Kabar Enam- Peredaran narkoba di Tanah Air kian memprihatinkan. Bahkan, sasarannya tidak hanya orang dewasa. Anak-anak dijadikan sebagai pengedar.
"Data yang kami terima dari Lapas Wanita dan Anak Tangerang, dari total 189 penghuninya, 60 persen di antaranya adalah pengedar. Mereka ini yang sudah divonis bersalah. Para mafia ini rupanya sudah menyasar anak-anak untuk menjadi trafficker (pengedar narkoba). Ini harus menjadi kewaspadaan kita bersama," ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di sela Deklarasi Laskar Antinarkoba Muslimat NU Sumatera Selatan di Kota Palembang, Minggu (21/8/2016).
"Data yang kami terima dari Lapas Wanita dan Anak Tangerang, dari total 189 penghuninya, 60 persen di antaranya adalah pengedar. Mereka ini yang sudah divonis bersalah. Para mafia ini rupanya sudah menyasar anak-anak untuk menjadi trafficker (pengedar narkoba). Ini harus menjadi kewaspadaan kita bersama," ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di sela Deklarasi Laskar Antinarkoba Muslimat NU Sumatera Selatan di Kota Palembang, Minggu (21/8/2016).
Baca Juga : Ya Allah.!!! Rumah Tanggaku Hancur Karena FB dan BB. [ Pelajaran Buat yang Sudah Berkeluarga ]
Khofifah mengatakan, para mafia narkoba sengaja memilih sasaran anak di bawah umur sebagai pengedar karena hukumannya lebih ringan. "Kalau seandainya hukuman maksimalnya 10 tahun, setelah menjalani separuh masa tahanan bisa bebas bersyarat. Belum lagi ada potongan remisi," katanya.
Bahkan, kata ketua umum Muslimat NU ini, modus peredaran narkoba semakin canggih. Pihaknya mendapatkan laporan dari BNN beredarnya permen yang dilapisi zat adiktif narkoba. "Kalau korban kasus permen ini kami temukan di Makassar. Kalau melihat permennya pasti anak-anak tertarik," katanya.
Data terbaru yang dikeluarkan Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan, nilai transaksi narkoba yang pada 2014 mencapai Rp63 triliun, setahun berikutnya sudah mencapai Rp72 triliun.
"Ini angka yang luar biasa. Kita bisa lihat bagaimana ini telah mengganggu kesehatan bahkan perekonomian masyarakat. Kalau seandainya Rp72 triliun tersebut dimanfaatkan untuk hal-hal produktif seperti pendidikan atau pengembangan UKM, hasilnya akan luar biasa menggerakkan perekonomian kita, termasuk mengurangi kemiskinan."
Karena itu, penanggulangan narkoba harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya di hilir tapi mulai hulu dengan melibatkan peran keluarga dan komunitas lingkungan.
Muslimat NU se-Indonesia membuat Laskar Antinarkoba. Mereka akan dibekali dengan bimbingan teknis mengenai pencegahan narkoba sejak dini. Selanjutnya, mereka menjadi motivator atau corong di kalangan masyarakat mengenai bahaya narkoba. "Ini bagian dari gerakan kerakyatan. Rakyat harus bergerak bersama-sama melakukan pencegahan sejak dini."
sumber :sindonews.com
Komentar
Posting Komentar